Berita Terbaru
Loading...
Thursday, September 15, 2016

MODEL GAUN PENGANTIN INTERNASIONAL Baju Busana Pengantin Internasional

Gaun Pengantin Internasional - Sentuhan personal perayaan pernikahan menjadi idaman setiap pengantin. Mereka ingin menunjukkan karakter dirinya, termasuk untuk busana pengantin.

MODEL GAUN PENGANTIN INTERNASIONAL

Pesta pernikahan merupakan perayaan sekali dalam seumur hidup. Sehingga, banyak pengantin ingin perayaan pernikahannya tampil lebih istimewa. Busana pengantin internasional maupun busana pengantin adat menjadi busana yang lazim digunakan.

Namun dengan memberikan sentuhan personal, busana tersebut tampak menyatu dengan karakter pengantin.

MODEL GAUN PENGANTIN INTERNASIONALHanawati Susilo, marketing Ivory Bridal mengatakan gaun pengantin menjadi salah satu busana pengantin yang selalu dicari pasangan yang akan menikah. Sentuhan personal desain yang dipilih tidak lain terkait dengan luas gedung yang digunakan, jumlah undangan maupun bentuk badan pengantin.

“Seperti jika tubuh pengantin berisi, potongan pinggangnya agak ke bawah (bawah perut),” ujarnya saat ditemui dalam Jakarta Wedding Festival 2016, di Jakarta, pekan lalu.

Selain bentuk badan, tempat penyelenggaraan mempengaruhi bentuk gaun. Adakalanya, pengantin ingin menyelenggarakan pernikahannya di ballroom hotel yang memiliki kapasitas ribuan orang. Agar, teman-teman dan relasi orang tuanya merasa nyaman selama menikmati pesta.

Untuk tempat tersebut, Hanawati yang biasa disapa Hanna mengatakan bentuk gaun yang digunakan adalah bowl gawn. “Agar, gaun sesuai dengan tempat acaranya,” ujar dia. Sedangkan, pesta yang dilakukan di Bali, gaunnya lebih sederhana. Karena umumnya, jumlah tamu yang diundang dalam pesta yang dilakukan di Pulau Dewata tidak terlalu banyak, sekitar puluhan sampai seratus orang. Pengantin lebih menginginkan suasana yang intim.

Untuk warna, gaun yang digunakan untuk masyarakat lokal umumnya berwarna broken white. Hal tersebut tidak lain, agar warna gaun menyatu dengan warna kulit orang Asia yang berwarna kecokelatan. Warna putih akan terlihat terlalu keras. Sedangkan untuk bahan masih didominasi tulle dan brokat yang memberikan kesan feminin.

Hanna menyadari tidak semua pengantin memiliki karakter feminin. Sebagian perempuan memiliki karakter tomboi. Hal tersebut tidak menghalangi pengantin untuk menggunakan gaun. Pasalnya, gaun dapat dibuat dengan potongan sederhana dengan hiasan manik-manik yang lebih minim. Ivory bridal lebih banyak menyewakan gaun dengan harga mulai 20 juta rupiah untuk gaun bekas dan mulai 35 juta rupiah untuk gaun baru.


MODEL GAUN PENGANTIN INTERNASIONAL
Minim Pengawasan

Gerakan Made In Indonesia diharapkan akan mendongkrak industri fashion ready to wear di Tanah Air. Sayangnya, pemberian tambahan label pada pakaian buatan dalam negeri belum memiliki pengawasan yang sistematis.

Ari Juliano Gema, Deputi Fasilitas HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan Regulasi, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengaku tidak memiliki sumber daya untuk mengawasi industri fashion ready to wear di Tanah Air.

“Pemerintah tidak memiliki tangan untuk mengawasi, seharusnya teman-teman desainer yang membantu mengawasi, karena mereka lebih mengetahui kondisi pasar,” ujarnya di Jakarta.

Jika terjadi penyimpangan, Bekraf baru akan bertindak kalau ada pengaduan mengenai permasalahan dalam sistem niaga industri fashion. “Karena dalam undang-undang perlindungan konsumen jelas, kalau mau jual produk maupun jasa, informasinya jujur. Kalau informasinya tidak jelas ada sanksinya,” ujar dia.

Bekraf menyikapi Gerakan Made In Indonesia sebagai ekosistem fashion Tanah Air. Sehingga, pelaku fashion memiliki kemudahan berniaga dan tidak khawatir kekurangan modal maupun riset pasar.

“Karena itu yang akan coba kita penuhi,” ujar dia. Dengan adanya pelabelan Made In Indonesia, produk yang ada di pasaran tidak dapat diperlakukan sama. Fashion yang menyertakan label made In Indonesia dituntut untuk memiliki ciri khas tertentu.

Di sisi lain, Aida Nurmala, Business Director Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) mengatakan bahwa fashion Tanah Air, khususnya busana ready to wear belum sepenuhnya didukung industri.

Masalah tersebut seperti, busana ready to wear yang dibuat di rumah desainer bukan di pabrik. Industri manufaktur yang belum dapat menerima pesanan ready to wear dalam jumlah minim.

“Yang akan lebih penting ke situ, Made In Indonesia ini merupakan gerakan bersama sebagai simbol kualitas untuk konsumen,” ujar dia.

IPMI sebagai penggagas menargetkan Made In Indonesia akan menggugah kesadaran konsumen maupun pekerja fashion tentang keunggulan produk dalam negeri. Namun sampai saat ini, gerakan tersebut belum memiliki susunan kerja yang jelas karena sistem baru akan digodok tahun depan. Tahun lalu, IPMI telah memperkenalkan gerakan dengan mengadakan fashion show brand yang menyertakan label Made In Indonesia dalam pagelaran tahunan, Trend Show.

Tahun ini, IPMI akan mengenalkan label buatan Indonesia tersebut dalam sejumlah rangkaian program, seperti pop up store, fashion film screening dan talk show pada pagelaran tahunan. Pada 2017, IPMI kembali akan menggelar peragaan tahunan dalam Trend Show 2017 yang akan berlangsung 8 sampai 11 November 2016 di The Hall Senayan City.

Nuansa Tradisional

Jika gaun memiliki kecenderungan berwarna putih, lain halnya dengan busana tradisional. Fitria Dewi IS, asisten Djoko Sasangko, fashion designer, mengatakan untuk warna baju pengantin berdesain kebaya kebanyakan soft.

“Seperti merah muda atau biru muda,” ujarnya. Iwet, begitu ia disapa, memperkirakan warna tersebut sesuai untuk pernikahan yang erat dengan kesakralan. Sedangkan warna lain yang biasa dipilih berupa warna gradasi atau bauran satu warna dengan warna lainnya.

Tidak semua pengantin senang menggunakan kebaya berpotongan klasik, banyak pengantin yang senang menggunakan kebaya modifikasi. Seperti, kebaya yang belakangnya dikasih ekor mirip ekor gaun. Ekor kebaya biasanya terbuat dari bahan tulle yang terlihat menerawang. Lalu, ada garis pinggang yang sengaja ditampakkan untuk memberikan kesan feminin.

Sementara, desain krah kutu baru yang biasa digunakan dalam Kebaya Jawa kembali diminati sejumlah pengantin. Namun bentuk krah kebaya tersebut dimodifikasi. Jika sebelumnya, kutu baru menutup dari bagian dada hingga perut.

Dalam desain modifikasi, kutu baru hanya mencapai di bawah dada. Sedangkan, bagian perut akan ditutup dengan stagen bermotif tie dye berwarna merah atau hijau. Dalam balutan kebaya broken white, stagen tersebut akan tampak mencolok.

Selain itu, kebaya berbahan bludru makin digemari sebagai busana pengantin. “Untuk kesan klasik, banyak calon pengantin yang mencari kebaya berbahan bludru,” ujar dia.

Bahan tersebut mampu memberikan kesan agung dalam perhelatan pernikahan. Warna emas sebagai bordiran menambah mewah sebuah busana pengantin. Bahkan daam beberapa desain, bahan yang biasa digunakan untuk busana pengantin kebesaran tersebut di desain menyerupai gaun.

Sehingga di bagian belakang ada bagian pakaian yang menjuntai. Baik gaun maupun busana tadisional, masing-masing memiliki karakter kemewahan untuk mengantarkan pengantin menjadi ratu sehari


Artikel mengenai MODEL GAUN PENGANTIN INTERNASIONAL Baju Busana Pengantin Internasional semoga dapat menjadi referensi untuk sahabat Blog Trend Baju Pengantin, agar senantiasa selalu update perkembangan dunia fashion terbaru. Model dan desain baju pengantin memang selalu berkembang, baik corak, motif, maupun gaya dalam berbusana pengantin. Tren dunia mode Indonesia banyak dipengaruhi oleh informasi dari luar negeri.

Silahkan menyimpan foto atau gambar dengan melakukan klik kanan di atas gambar dan pilih 'save image as' atau 'simpan gambar sebagai' kemudian pilih folder di komputer Anda.

Silahkan bookmark halaman ini atau share kepada teman-teman ya.

Link Post: https://trendbajupengantin.blogspot.com/2016/09/model-gaun-pengantin-internasional-baju.html
Rating Artikel: 100% based on 9999 ratings. 1099 user reviews.

0 comments:

Post a Comment